Bek kanan Persija asal Italia, Marco Motta, sadar bahwa ia dan rekan-rekannya memiliki kelemahan yang nyaris muncul di setiap pertandingan, yaitu selalu kebobolan setelah mampu mencetak gol.
Momen itu terjadi dalam tiga dari empat pertandingan yang sudah mereka jalani. Bahkan dalam dua laga pertama, tren tersebut membuat Macan Kemayoran gagal meraih kemenangan.
Pertama saat bersua PSS (5/9/2021). Persija sejatinya mampu unggul lebih dulu melalui sundulan Yann Motta (17’) sebelum akhirnya Irkham Milla membawa PSS menyamakan kedudukan pada menit ke-67.
Kasus kedua lebih menyesakkan di mana Persija sudah berhasil unggul 2-0 lebih dulu atas PSIS lewat aksi Otavio Dutra (45’) dan Marco Simic (49’). Sayangnya, gawang Andritany Ardhiyasa dkk. kemasukan dua gol pula oleh Hari Nur Yulianto (71’) dan gol bunuh diri Rohit Chand (88’).
Sementara itu, kasus terbaru adalah kala berhadapan dengan Persela. Persija sudah mampu unggul 2-0 melalui gol Simic (21’) dan Alfriyanto Nico (46’). Lagi-lagi, lawan mampu membuat noda di lini pertahanan pada menit ke-63 lewat gol Ivan Carlos. Bersyukur di laga tersebut Persija tetap mampu mempertahakan keunggulan.
“Jadi memang setiap kali unggul kami kemasukan gol dan itu pasti ada kesalahan dalam tim. Tapi kami pun selalu memperbaiki kesalahan di pertandingan. Kami berusaha tak terjadi lagi di laga selanjutnya,” tutur Motta.
“Seperti pertandingan sebelumnya (vs Persela) memamg kami kebobolan lagi tapi kami bisa menjaga momentum dan akhirnya memenangkan pertandingan,” katanya melanjutkan.
