PROFIL TAUFIK HIDAYAT: PENYUKA SEJARAH YANG HAMPIR BERHENTI MAIN BOLA
PROFIL TAUFIK HIDAYAT: PENYUKA SEJARAH YANG HAMPIR BERHENTI MAIN BOLA

Kamis, 22 April 2021, sekitar pukul 20.37 WIB di Stadion Manahan, Solo, seluruh elemen tim Persija bersorak-sorai merayakan gol kedua mereka. Kala itu, Macan Kemayoran unggul 2-0 atas Persib dalam leg 1 final Piala Menpora 2021.


Adalah Taufik Hidayat yang menjadi aktor dibalik gol tersebut. Sepakan kaki kanannya mulus bersarang ke gawang Maung Bandung pada menit ketujuh. Berkat golnya itu pula akhirnya Persija menang 2-0 di leg 1.


Bagi Taufik, laga tersebut sangat berarti dalam kariernya saat ini. Tak bisa dipungkiri, momen itu membuat namanya mulai diperhitungkan banyak kalangan. 


Statusnya sebagai pemain muda pun mulai dihinggapi harapan besar dari para pendukung Persija.


“Pertama saya tidak menyangka di partai final itu bisa diturunkan sejak menit awal. Saya sedikit kaget dan grogi. Tapi saya harus siap dan memberikan kemampuan terbaik saya,” katanya mengenang peristiwa beberapa bulan lalu itu.


“Soal mencetak gol tentunya senang karena bisa membawa Persija menang dan juara. Di partai itu pula, lawannya adalah tim dari kota kelahiran saya (Bandung),” tuturnya. 


Taufik paham betul bahwa sebagai seorang striker mencetak satu gol tentu bukan keistimewaan. Striker kelahiran Bandung, 16 Desember 1999, itu berharap bisa lebih berkontribusi lagi untuk Persija.


Berkah di 2021

Selain cetak gol di Piala Menpora 2021, Taufik pun tercatat sudah mempersembahkan gol untuk timnas. Momen tersebut terjadi ke gawang Australia U-23 di Grup G Kualifikasi Piala Asia U-23 2022 (26/10/2021). 


Baginya, periode 2021 memang menjadi berkah. Setelah mencetak gol perdananya bagi Persija di level senior, Taufik mendapatkan panggilan timnas U-23 serta mempersembahkan gol untuk Garuda Muda.


“Alhamdulillah saya senang karena di Persija dapat menit main hingga dapat panggilan timnas. Saya pun dapat kesempatan debut. Alhamdulillah bisa mencetak gol meskipun timnas kalah (2-3) dan tidak lolos,” ucap jebolan Persikab U-15 dan U-17 itu.


“Harapan saya semoga saya bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga bisa memberikan yang terbaik untuk tim yang saya bela. Semoga bisa membawa tim juara,” ujarnya.


Namun, sebenarnya sebelum sampai di titik ini, grafik motivasi Taufik di sepak bola pernah pasang surut. Ia mengatakan sempat malas melanjutkan karier di sepak bola.


“Dulu waktu masuk SMA teman-teman selalu mengajak main jadi saya malas latihan. Di situ Orang Tua tanya mau lanjut atau tidak. Saya pikir-pikir, kalau tidak lanjut sayang. Akhirnya saya lanjut tapi di futsal dulu setelah itu fokus ke sepak bola lagi,” ucap Taufik.


Selain itu, cobaan lain pernah ia rasakan. Saat dia membela salah satu tim junior, gajinya sampat tertunggak empat bulan dan dia harus meminta kiriman uang kepada Orang Tua untuk membantunya di tanah rantau. 




Target Kuliah

Mantan pemain Semen Padang U-21 dan Sriwijaya FC U-21 itu pun menceritakan pengalaman di masa sekolahnya. Sama seperti kebanyakan pelajar, Taufik remaja tidak menyukai mata pelajaran matematika. Menurutnya, mata pelajaran itu menuntutnya berpikir keras sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri.


“Paling disuka adalah sejarah. Kalau sejarah lebih seru lebih banyak mengetahui apa yang terjadi di masa lalu,” katanya.


Sementara itu, meski di masa-masa sekolah ia mengaku kurang maksimal, Taufik ternyata memiliki keinginan untuk melanjutkan kuliah. 


“Mungkin jurusan olahraga. Insya Allah dalam wakut dekat ada yang menawarkan universitas. Tapi mau lihat-lihat dulu,” tutur pengidola Bambang Pamungkas dan Wayne Rooney itu.


Semangat terus Taufik!