Thomas Doll sangat paham efek yang akan terjadi ketika dia menerima pinangan Persija. Selain namanya yang akan terus menjadi buah bibir, secara otomatis pula pundaknya akan ditempatkan banyak harapan besar.

Tak hanya datang dari manajemen berupa target tim, tapi harapan pun datang dari para suporter setia Macan Kemayoran, the Jakmania. Thomas Doll sangat mengerti akan posisi tersebut.

“Menurut saya tekanan dari suporter bisa jadi motivasi agar kami bisa memberikan yang terbaik untuk tim sebesar Persija,” katanya.

“Ketika saya melihat beberapa laga, khususnya sebelum pandemi, saya takjub dengan suporter setia Persija. Jadi memang sudah seharusnya semua sadar ketika bermain untuk tim besar, semua pasti akan merasakan tekanan. Tekanan itu tidak hanya untuk pelatih, tapi juga untuk pemain,” tutur pelatih asal Jerman itu melanjutkan.

Menurutnya, siapa pun harus menerima harapan itu dan yang lebih penting adalah berusaha mewujudkan hal tersebut bersama. Doll membutuh kerja keras menggunakan hati dari pemain di lapangan dan juga butuh suntikan motivasi yang tulus dari tribune suporter.

“Kami harus bisa mengubah tekanan tersebut menjadi energi positif. Itu artinya pemain harus bermain dengan kepercayaan diri dan berani. Ketika mereka (suporter) melihat kami bermain dengan penuh semangat dan terlihat ingin memberikan segalanya untuk tim ini, maka saya yakin para pendukung akan memberikan dukungan terbaik,” ucapnya.

“Buat saya, tekanan adalah hal yang sering saya rasakan baik saat menjadi pemain dan pelatih. Bahkan beberapa kali di tim yang juga besar seperti Persija. Jadi saya hanya bisa bilang saya siap. Saya siap untuk tantangan besar ini untuk melatih di Indonesia,” ujar juru taktik berusia 56 tahun itu melanjutkan.