Hari ini tepat 19 tahun yang lalu menjadi momen spesial bagi Persija. Gelar ke-10 sukses direngkuh Bambang Pamungkas dkk. usai mengalahkan PSM di partai puncak dengan skor 3-2.
Gelar juara ini sangat istimewa karena memastikan satu bintang di atas lambang kebesaran Persija. Satu bintang berarti 10 kali Persija mengangkat piala. Selain itu, Macan Kemayoran juga berhasil memutus puasa gelar, setelah terakhir merasakan juara pada musim 1978-1979.
Gelar ke-10 itu memantapkan Persija menjadi klub dengan prestasi terbaik di Indonesia. Terlebih, pada 2018 lalu Macan Kemayoran kembali menambah satu gelar lagi yang menambah koleksi piala tim kebanggaan Jakarta.
Deretan prestasi yang diukir Persija membuat siapapun pemain merasa bangga. Termasuk penggawa muda musim ini. Mereka ingin meneruskan tongkat estafet dari para pendahulunya untuk memberikan prestasi bagi Persija.
Hamra Hehanussa, Risky Sudirman dan Adrianus Dwiki contohnya. Mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan prestasi bagi klub kebanggaan Jakmania ini,
"Sebagai anak kelahiran Jakarta tentu sangat ingin memberikan yang terbaik untuk Persija. Pada 2001 saya belum sempat merasakan gemuruhnya Jakarta saat menjadi juara, saya baru merasakan saat 2018 lalu kala berusia 19 tahun. Saat ini di usia yang lebih matang, saya berharap ingin mengulangi sejarah manis untuk Jakarta," ujar Hamra yang baru berusia dua tahun saat Persija meraih gelar 2001 lalu.
"Saya dahulu cukup sering menyaksikan pertandingan Persija di Stadion Lebak Bulus ditemani Bapak. Saya selalu bermimpi menjadi pemain Persija dan saat ini terwujud. Saya akan terus banyak belajar untuk menjadi lebih baik lagi dan membawa prestasi untuk Persija," kata Riski.
"Saat Persija menjadi juara 2001 lalu, saya baru berusia satu tahun. Namun sejak kecil saya tahu bahwa Persija adalah tim besar. Saat ini saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Persija dan memberikan gelar juara," Dwiki berharap.