DERETAN LEGENDA DARI ACEH DI PERSIJA
DERETAN LEGENDA DARI ACEH DI PERSIJA

Sebagai provinsi paling barat Indonesia, Aceh memang belum mampu berbicara banyak di pentas sepak bola nasional. Terbukti, dari sekian klub yang ada di sana, hanya beberapa saja yang pernah mencicipi kasta tertinggi.

Dalam 20 tahun terakhir praktis hanya Persiraja Banda Aceh, PSSB Bireuen, dan PSAP Sigli yang pernah merasakan kerasnya persaingan di divisi tertinggi Liga Indonesia. Tapi di era Liga 1, hanya satu klub yang mampu bersuara.

Hanya Persiraja Banda Aceh yang main di Liga 1 musim ini. Persiraja sekaligus jadi klub pertama bumi Serambi Mekkah yang main di Liga 1.

Kendati di tingkat klub Aceh tidak berprestasi, bukan berarti para pemainnya tidak mampu unjuk gigi. Hampir setiap musim Liga Indonesia dihuni pemain-pemain asal Serambi Mekkah.

Termasuk tentunya di Persija, banyak pemain Aceh yang sukses di sana. Aceh sendiri termasuk provinsi yang setiap dekadenya selalu mengirimkan perwakilannya di kubu Macan Kemayoran.

1970 misalnya ada sosok fenomenal mendiang Iswadi Idris. Bahkan ia berstatus kapten tim baik di Persija maupun di timnas. Ia sendiri merupakan kelahiran Aceh meski besarnya di daerah Cikini.

Selanjutnya ada Tias Tano Taufik di era 1980 an. Dia sempat sukses membawa Persija ke final perserikatan pada musim 1987/88. Sayangnya di partai final harus menyerah di tangan Persebaya Surabaya.

Selain Tias Tano ada juga pemain asal Aceh lainnya. Sosok dimaksud adalah Marzuki Nyak Mad. Dia sosok defender tangguh yang dimiliki oleh Macan Kemayoran. Dia bermain hingga bergulirnya Liga Kansas yakni 1990 an.

Di era 2000 an ada sosok pemain yang tidak asing lagi bagi Persija yakni Ismed Sofyan. Didatangkan dari Persijatim pada 2003, Ismed setia bersama Macan Kemayoran hingga kini. Total ia sudah 17 tahun mengabdi untuk Persija. Dia juga sukses memberikan tiga tropi juara diantaranya Piala Presiden dan Liga 1 2018.