Persija Jakarta memiliki statistik unik di dua perhelatan awal Liga 1. Statistik dimaksud yakni Persija menjadi tim yang mempunyai rasio kebobolan terendah selama 2 musim berturut-turut. Lini pertahanan mereka yang begitu tangguh membuat lawan harus kerja ekstra untuk bisa menembusnya.
Pertama di Liga 1 2017, pada tahun inimeski menduduki peringkat empat, Persija menjadi tim dengan catatan kebobolan terendah, yakni 24 gol saja, mengungguli Persib, Persipura, Borneo FC, Bali United, bahkan sang kampiun, Bhayangkara FC. Pertahanan kuat ini, sayangnya, pada musim 2017 tak diiringi dengan penyerangan yang begitu bagus. Total rasio kebobolan Persija jika dihitung dengan jumlah pertandingan mencapai 0.70 gol per laga.
Di 2018 pencapaian itu diulangi oleh Persija Jakarta. Bahkan karena pertahanan yang solid merupakan salah satu kunci Persija menjuarai kompetisi Liga 1 2018. Dalam 34 pertandingan, Macan Kemayoran hanya kebobolan 36 gol sekaligus menjadi yang paling sedikit di antara tim-tim lainnya. Artinya rerata kemasukan Maman Abdurahman dan kawan-kawan per satu pertandingan hanya 1,06 gol/laga.
Dari dua tahun itu ada dua pemain yang cukup menonjol. Pertama tentunya ada sosok Andritany Ardhiyasa di bawah mistar gawang. Ketika para pemain lawan berhasil menembus pertahanan Macan Kemayoran, ada sosok Andritany yang kerap menghalau serangan-serangan lawan tersebut. Hal ini tampak dari jumlah penyelamatan yang ia lakukan sampai akhir putaran pertama Liga 1 2017 ini. Total Andritany sudah melakukan 59 kali penyelamatan bagi Persija.
Jumlah penyelamatan yang ia torehkan ini lebih besar dari Choirul Huda (Persela) yang menorehkan 54 penyelamatan, serta Kurnia Meiga (Arema FC) dan M. Ridho (Borneo FC) yang keduanya total menorehkan masing-masing 48 kali penyelamatan. Kontribusi Andritany berupa penyelamatan ini memberikan andil tersendiri terhadap kuatnya pertahanan Persija.
Pada musim 2018. Kiper berusia 26 tahun itu mencatatkan 19 penampilan untuk Macan Kemayoran. Andritany memang tak bisa sepanjang musim membela Persija karena permasalahan cedera yang sempat dialaminya. Selain itu, Andritany juga harus memenuhi panggilan Timnas Indonesia U-23 dan Timnas Indonesia senior untuk Piala AFF sepanjang 2018.
Bersama Andritany, Persija hanya 4 kali kalah, 4 kali imbang, serta sisanya menang. Penampilan apiknya itu pun berhasil membantu Persija menjadi kampiun Liga 1 2018. Sepanjang musim, gawang yang dikawal Andritany kebobolan 21 gol dan mencatatkan tujuh clean sheet.
Selanjutnya sosok berikutnya adalah Sandi Sute. Dia menjadi sosok pemutus serangan Persija di kala itu. Jumlah intersepnya yang cukup tinggi per pertandingan (Sandi mencatatkan total intersep 4,3 per pertandingan, tertinggi di antara pemain tengah yang lain) mencerminkan kepandaiannya dalam membaca permainan lawan. Selain itu, kemauannya untuk mundur ke belakang melapis dua bek tengah yang melebar ke sayap juga menjadi nilai lebih dari Sandi.