Ismed Sofyan salah satu bek sayap terbaik yang hingga kini masih bermain di Liga Indonesia. Bahkan pemain kelahiran 28 Agustus 1979 itu jadi salah satu pemain yang paling konsisten di kancah tertinggi sepak bola Indonesia.
Total selama 19 musim, peran Ismed Sofyan di sektor bek sayap Persija tidak pernah tergantikan. Ia pun sukses memberikan prestasi bagi Persija dengan membawa Macan Kemayoran merengkuh trofi juara Liga 1 2018 dan Piala Presiden 2018.
Sebagai bek sayap, Ismed dikenal memiliki akurasi umpan yang terbilang akurat untuk memanjakan deretan striker Persija di Liga Indonesia. Usut punya usut permainan Ismed terinspirasi dari permainan Manchester United terutama di era 90-an. Di mana pada saat itu Setan Merah sering mengandalkan pola serangan dari sayap.
“Awalnya saya melihat CD Manchester United. Apalagi saya salah satu fansnya MU. Saat itu saya suka lihat rekaman pertandingan mereka melalui CD,” ujar Ismed.
Saat itu Ismed menilai umpan silang Manchester United (MU) sangat bagus. Bahkan duet striker mereka, yakni Teddy Sherrigham dan Andy Cole, termanjakan oleh umpan umpan dari sayap kanan terutama dari Gary Neville maupun David Beckham.
“Saya kira gol mereka tercipta 80 persen dari situasi crossing. Dari situ saya terinspirasi dan berkeinginan untuk terus memberikan umpan manja kepada striker yang ada di Persija, seperti yang dilakukan Gary Neville maupun Beckham di MU” tambahnya.
Lebih lanjut, pemain yang indentik dengan nomor 14 ini mengungkap proses bagaimana dirinya bisa memiliki umpan silang yang sangat bagus. Saat awal-awal bergabung di Persija pada 2002, ia sering melakukan latihan tambahan di Stadion Menteng.
“Stadion Menteng adalah tempat terbaik untuk melakukan latihan, itu karena dikelilingi pagar dan tembok. Jadi gampang mengumpulkan bolanya. Di sana saya terus mengasah, biasanya latihan tambahan dari 10-15 buah, saya melakukan passing, berlari dan melepaskan umpan,” tutupnya.