Untuk mengingat jasa dan kontribusi para pemain bintang, banyak klub yang mengistirahatkan nomor punggung sang pemain. Tradisi ini bermula dari kebiasaan tim-tim olahraga di Amerika Utara. Hal ini pun merembet juga ke sepakbola di berbagai belahan dunia, setelah peraturan tentang nomor punggung pemain tak sekaku dulu, di mana nomor disesuaikan dengan posisi pemain. Mengistirahatkan nomor ini berarti tak ada pemain lain di masa depan yang boleh mengenakan nomor yang bersangkutan. Umumnya tradisi tersebut dilakukan saat sang pemain pensiun atau meninggal dunia setelah tak lagi aktif bermain. Tapi lain dengan Persija Jakarta. Salah satu bentuk menghormati loyalitas suporter, Persija mempensiunkan nomor 12. Hal itu mulai terjadi saat Persija dipegang era Sutiyoso atau tepatnya saat Macan Kemayoran dimanajeri IGK Manila. Saat itu Manila berinisiatif untuk memberikan nomor 12 untuk Jakmania. Praktis tidak ada pemain hingga kini yang bisa menggunakan nomor ini. Beberapa lain yang ingin menggunakan nomor 12 pun harus menghormati keputusan klub dan akhirnya menggunakan nomor lain. “Ada satu kenangan yang tidak bisa dilupakan Jakmania saat (pak) Manila memanajeri Persija. Saat itu dicanangkan nomor punggung 12 tidak boleh dipakai lagi oleh pemain Persija karena nomor punggung itu diberikan sebagai penghormatan untuk Jakmania,” kenang Bung Ferry. Lalu menariknya siapa pemain terakhir yang menggunakan nomor punggunh tersebut? Jawabannya adalah Harianto. Pemain yang memperkuat Persija di medio 1999/2000. Ia hanya bermain semusim di Persija. Sebagai informasi Harianto merupakan pemain yang bersinar di Persik Kediri. Ia salah satu pemain yang membawa klub tersebut menjadi juara liga. Harianto sendiri memang dikenal sebagai pemain yang sering menggunakan nomor 12 di setiap klub yang ia bela. “Harianto pemain terakhir nomor punggung itu setelah itu tidak ada lagi pemain lain karena nomor itu memang didedikasikan untuk Jakmania,” tambah Ferry.