HE’S MY BOY (PART 2)
HE’S MY BOY (PART 2)

Sederet nama berkelas seperti Bambang Pamungkas, Leo Saputra, termasuk Ramdani Lestaluhu harus menerima kenyataan yang tentunya bukan hal yang nyaman bagi mereka. Ramdani memutuskan untuk ke Sriwijaya. Keputusan yang tidak mudah. Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa untuk memutuskan hal tersebut, Ramdani tidak bisa tidur hingga jam 3 pagi. Ia hanya duduk merenung di sebuah kafe ditemani oleh seorang pengurus Persija. Tidak lama ia di Sriwijaya. Cinta yang memanggilnya kembali ke klub Persija. 


Kalau jaman dulu ada seorang pemain bernama Ibrahim Lestaluhu, maka Persija tidak hanya punya seorang Ramdani Lestaluhu. Keluarga Lestaluhu yang pernah perkuat Persija adalah Abduh Lestaluhu, Rafid Lestaluhu, Anan Lestaluhu, Pandi Lestaluhu dan Rahman Lestaluhu. Bahkan Alfin Tualasomy juga masih mempunyai hubungan darah dengan Ramdani. Semua nama tersebut di atas menjadi andalan di klub pada eranya masing-masing. 


Momen yang tidak bisa saya lupakan adalah ketika Persija bertanding di Stadion Patriot Bekasi melawan Bhayangkara FC tahun 2017. Saat itu Bhayangkara FC sudah memastikan meraih gelar juara karena poin yang didapat sudah tidak mungkin dikejar klub lainnya. Persija tampil gagah perkasa dan menaklukan Bhayangkara dengan skor 3-1, dua gol diantaranya dicetak Ramdani Lestaluhu. Yang paling epik terjadi di menit ke 83 ketika dalam sebuah serangan balik Ramdani melambungkan bola melewati kiper hingga terjadi gol ketiga Persija. Perayaan khasnya dengan melakukan gerakan tangan seperti menembak sambil berlari, kemudian diakhiri dengan lari mundur sambil mencium logo Persija di dadanya. 

Loyalitas dan kontribusi Ramdani membuat The Jakmania membuat lagu khusus baginya. Ramdani Lestaluhu, Ramdani Lestaluhu, Ramdani, Ramdani, Ramdani, Ramdani, Ramdani Lestaluhu. Sekarang ia sudah termasuk pemain senior di Persija. Dulu saya pernah berpikir, setelah Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan, siapa lagi pemain Persija yang bisa menularkan kecintaan pada klub agar permainan bisa lebih ada ruhnya. Hal itu terjawab seiring waktu dengan kehadiran Andritany dan Ramdani Lestaluhu. Sekarang menjadi tanggung jawab kedua pemain itu untuk mempersiapkan siapa pemegang tongkat estafet Persija berikutnya. Kedua pemain itu di mata saya sudah menunjukkan kedewasaannya.


Ketika ada seorang pemain muda yang secara tidak sengaja kepergok The Jakmania sedang keluar hingga larut malam, spontan akun media pemain muda tersebut mendapat serangan keras dari netizen. Ramdani sampai meminta bantuan saya untuk meredam hal tersebut karena ia khawatir pemain muda yang begitu potensial harus jatuh mental karena kesalahan yang sebetulnya tidak sengaja dibuat. Semangatnya untuk Persija belum padam, bahkan semakin menyala. Ingat kejadian di Piala Menpora. Usai meraih kemenangan, di ruang ganti terjadi perayaan kemenangan yang membuat adrenalin meningkat bagi siapapun yang melihat. Ingat kan teriakan Ramdani? “Apa Takut?”. Yang disambut oleh rekan-rekannya dengan teriakan “Mati Tanam”. Sebuah yel atau teriakan yang menunjukkan kalau Persija tidak ada rasa takut ketika bermain di lapangan manapun dan lawan siapa pun. 


Saat ini Persija banyak diisi pemain muda. Persaingan semakin ketat. Meski sering duduk di bangku cadangan, tapi Pelatih masih tetap membutuhkan dia. Kritikan bahkan hujatan dari netizen justru membuktikan ada ekspektasi besar dari para fans akan penampilannya. Mereka tahu kemampuan Ramdani dan mereka ingin Ramdani berkontribusi sesuai kapasitasnya yang selama ini berhasil ia tunjukkan. Kadang cara penyampaian memang tidak pas. Tapi semua harus dipahami. Karena the Jakmania terdiri dari manusia yang sangat beragam strata pendidikannya. Apa yang mereka sampaikan justru menunjukkan tingkat intelektualitas mereka. Saya pribadi berharap ini menjadi motivasi lebih bagi siapa pun pemain di Persija. Karena tidak ada prestasi yang tidak diiringi oleh kritikan.


Pemain datang silih berganti. Ban kapten akan selalu berpindah tangan. Tapi sejauh mereka menjalankan itu karena cinta, sejauh mereka masih memilliki cinta untuk Persija, maka kata bangkit akan selalu melekat, akan selalu mengiringi perjalanan karier mereka. Dulu di tribun Stadion Menteng, saya seringkali memberikan arahan pada Pengurus dan Anggota. “Ketika pemain sedang menjalani seleksi di Persija, silahkan kritik sepedas apa pun, silahkan tes mentalnya. Tapi ketika pemain itu sudah mengenakan jersey Persija, sudah menjadi kewajiban kita sebagai pemain ke-12 mendukung penuh mereka. Bersoraklah untuk kemenangan yang diraih. Bangkitkan motivasinya ketika terpuruk.” Segala susah dan senang harus kita hadapi bersama. Lelah mereka adalah Lelah kita. The Jakmania akan selalu ada untuk mereka. 


Ramdani Lestaluhu, You Still My Boy !


Baca bagian satu di tautan berikut ini, He’s My Boy (Part 1).


Tulisan ini adalah milik Ferry Indra Syarif, Fans Manajer Persija sekaligus mantan Ketua The Jakmania.