MEMORI LEGENDA: NURALIM SOSOK PEMAIN PERTAMA YANG DAPAT LAGU KHUSUS DARI JAKMANIA
MEMORI LEGENDA: NURALIM SOSOK PEMAIN PERTAMA YANG DAPAT LAGU KHUSUS DARI JAKMANIA
Jakarta -"Anak The Jak, asyik-asyik. Atraksinya makin apik. Persija main cantik dipimpin kapten Jabrik, sudah pasti yang terbaik..." Sepenggal lagu diatas merupakan lagu yang selalu dinyanyikan the Jakmania untuk salah satu pemain Persija pada saat itu. Pemain yang dimaksud adalah Nuralim. Lagu tersebut pastinya selalu membekas dalam ingatan pemain yang akrab disapa Jabrik itu. Bahkan Jabrik mengaku setelah mendengarkan, ketika bermain semangat bertandingnya pun jadi berlipat ganda. Apalagi tidak semua pemain dibikin lagu khusus oleh Jakmania. Ia pun tersanjung menjadi sosok pemain pertama Persija yang mendapatkan hal tersebut. Nuralim, termasuk sosok mantan pemain Persija yang dekat dengan suporter Jakmania. Apalagi ia juga pemain yang lama mengabdi bersama Macan Kemayoran. Jabrik menjadi bagian dari Persija Jakarta pada tahun 1996 hingga 2002. "Saya jadi salah satu pemain yang beruntung mendapat penghormatan dari pendukung Persija saat itu. Tentunya kaget ada nyanyian seperti itu. Dari saya pribadi, tentu saya semakin jadi main bolanya. Apalagi dinyanyikan begitu dalam suasana di Lebak Bulus. Alhamdulillah, jadi para striker seperti susah melewati saya,"ujar Nuralim. Lebih lanjut figur berusia 46 tahun tersebut menjelaskan peran Jakmania sangatlah penting selama ia bermain di Persija. Apalagi diakuinya ia dengan Jakmania tidak ada sekat sedikitpun. "Ketika saya bermain dengan teman-teman Jakmania sudah seperti 11-12 termasuk dengan bung Ferry. Saat itu saya menganggap tidak ada perbedaan antara pemain dengan suporter," tambah Jabrik. Liga Indonesia 2001 jadi momen terindah bagi bagi sosok yang saat ini menetap di Bekasi. Saat itu trofi juara pun bisa diraih. Persija sukses mengalahkan PSM dengan skor 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 7 Oktober 2001. "Tentunya mimpi terbesar saya terwujud membawa klub ini juara setelah di tahun-tahun sebelumnya kami hanya nyaris saja. Sebuah momen berharga yang tak bisa dibayar dengan apapun,"tutupnya.