MEMORI LEGENDA: WASHIYATUL AKMAL CERITAKAN PENGALAMAN BERJUANG DI BAWAH NAMA BESAR ANANG MA'RUF DAN BUDIMAN
MEMORI LEGENDA: WASHIYATUL AKMAL CERITAKAN PENGALAMAN BERJUANG DI BAWAH NAMA BESAR ANANG MA'RUF DAN BUDIMAN
Jakarta - Persija memiliki sejumlah pemain bintang pada setiap tahunnya, termasuk saat menjadi juara pada 2001. Kala itu hampir semua pemain lokal Macan Kemayoran berlabel Timnas Indonesia baik senior ataupun junior. Persaingan antar pemain untuk menjadi pilihan utama pun menjadi sisi positif di Persija kala itu. Mereka bersaing secara sehat saat latihan dan saling mendukung waktu bertanding siapapun yang dipilih oleh pelatih Sofyan Hadi. Salah satu posisi dengan persaingan ketat adalah winger. Saat itu Persija yang menerapkan formasi 3-5-2 memiliki pemain sayap jempolan yakni Anang Ma'ruf dan Budiman. Dua pemain yang sama kuatnya saat bertahan dan menyerang menjadi pilihan inti. Namun adanya dua pemain senior tersebut tidak membuat penggawa muda putus asa. Nyatanya hal ini membuat semangat Washiatul Akmal yang kala itu masih berusia 22 tahun berlipat. Keberadaan Anang dan Budiman justru dimanfaatkan Akmal untuk berlatih lebih keras dan menjadikan seniornya sebagai panutan. "Alhamdulillah saya mendapat kepercayaan walau belum menjadi inti. Saya cadangan namun saya sangat mengerti karena di situ ada persaingan luar biasa para pemain timnas yakni Anang Maruf dan Budiman. Hal ini membuat saya semakin semangat saat latihan," ujar pria asli Betawi ini. Sosok yang kini menjadi pelatih Persija U-20 ini pun menjelaskan kebanggaannya saat memakai jersey Persija sejak 2000-2002. Ia tidak mempersoalkan apakah menjadi inti atau cadangan, yang terpenting membela panji Macan Kemayoran. "Rasa gugup pasti ada tapi kita berjuang untuk masuk Persija dulu, merasakan jersey kebanggaan Persija. Selebihnya kita serahkan kepada pelatih," tambahnya. Akmal juga bercerita mengenai pengalaman luar biasanya menjadi juara Liga Indonesia 2001. Menurutnya tidak ada sekat antara pemain senior dan junior menjadi kunci saat itu. "Saat juara prosesnya kebersamaannya sangat hangat. Saat itu banyak pemain senior seperti Widodo, Warsidi, Budiman sangat mendukung pemain junior," tutupnya.