Setelah dua setengah dekade menapaki rumput hijau sebagai seorang pesepakbola, langkah Maman Abdurahman akhirnya mencapai garis hening. Namun, ketika satu babak berakhir, babak kedua pun segera dimulai.
Bang Maman, begitu ia akrab disapa, telah menggenggam erat tangan Persija kembali. Bukan sebagai pemain, melainkan sebagai arsitek di ranah pembinaan. Persija Development kini menjadi panggung baru bagi sang legenda hidup Macan Kemayoran, tempat di mana ia akan menabur ilmu dan membentuk masa depan.
Berikut adalah petikan wawancara Bang Maman mengenai peran barunya sebagai pelatih di Persija Development:
Sekarang Bang Maman kembali ke Persija sebagai seorang pelatih di Persija Development. Apa momen ini semacam “kepulangan batin” setelah pensiun dari lapangan hijau?
Yang pasti sangat berat ketika saya harus memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola (pemain). Cukup berat. Akhirnya saya mengambil keputusan itu untuk bagaimana saya harus mengubah karakter saya dari pemain ke pelatih.
Kemudian ketika saya mau memutuskan pensiun, ada tawaran yang cukup menarik dari Persija Development untuk ke sebagai pelatih. Saya sangat antusias menerimanya karena cukup baik untuk saya belajar. Mencari ilmu yang lebih banyak lagi dari Persija Development, akhirnya saya terima tawaran itu. Saya pun coba untuk mengubah karekter ketika saya sebagai pemain dan sebagai pelatih.
Sebenarnya sebelum pensiun pun ada beberapa tim yang menawarkan saya bermain. Tapi akhirnya saya tolak karena saya harus memutuskan penisun dan beralih sebagai pelatih. Di Persija Development ini saya pikir buat saya belajar itu cukup baik karena di dalam Persija Development banyak pelatih-pelatih yang cukup berpengalaman. Saya bisa belajar dari mereka semua
Apakah momen ini sudah sempat terbayangkan dari tahun-tahun sebelumnya?
Berjalannya waktu usia semain banyak sudah saya pikirkan. Sebelumnya pun saya sudah ambil kursus, lisensi C kemudian B. Yang pasti saya sudah mempersiapkan diri saya ketika pensiun nanti saya mau kemana dan tujuan saya tidak jauh-jauh dari sepak bola. Saya lebih memilih pelatih karena passion saya di sepak bola. Jadi saya lebih memilih pelatih. Itu sudah saya siapkan.
Pandangan Bang Maman terkait pencapaian Persija Development hingga saat ini?
Pencapaian Persija Development cukup bagus. Kalau tidak salah tiga tahun berturut-turut itu menjadi akademi terbaik. Kemudian banyak pemain muda promosi ke tim utama. Kemudian ketika promosi langsung ke Timnas. Tidak di timnas senior saja, tapi di Timnas kategori usia pun banyak. Meski ikut seleksi, ada yang lolos beberapa pemain. Itu suatu keberhasilan yang luar biasa untuk Persija. Saya pun ingin memberikan yang terbaik untuk Persija Development dengan pengalaman saya.
Apa yang harus disempurnakan dan yang dihilangkan dari proses pembinaan pemain muda di Persija?
Kalau menurut saya bagaimana kami semua di Persija Development, membuat anak-anak tidak cepat puas. Misalkan cuma satu tahun di tim senior. Kami punya pekerjaan rumah, kami punya target bagaimana mereka bisa bertahan di level senior, mereka bisa bertahan di level tertinggi, Liga 1. Bukan hanya promosi, lalu main, setelah itu turun lagi. Pekerjaan rumah kami semua adalah mempertahankan mereka berada di level atas. Bahkan mereka bisa bertahan di level Timnas selama mungkin. Itulah yang harus kami tekankan ke Persija Development.
Apa visi Bang Maman dalam membina anak-anak muda di Persija Development?
Visi yang pasti membentuk pemain yang berkarakter, sebanyak mungin bisa promosi ke Liga 1 dan promosi ke tim utama, serta kemudian segera promosi ke Timnas. Itulah visi pribadi saya, membentuk karekter pemain, ke tim utama, lalu ke Timnas.
Sebagai seorang legenda hidup Persija, Apakah Bang Maman merasa lebih diuntungkan dalam melatih Persija Development?
Menguntungkan saya tidak tahu. Pemain ya pemain, pelatih sudah berubah. Mungkin, insyaallah teman-teman, staf pelatih di Persija Development bisa membantu saya. Semoga saya bisa memberikan pengalaman langsung karena sebelumnya saya bermain untuk Persija.
Nilai-nilai apa yang ingin Bang Maman tanamkan kepada para pemain muda?
Yang pasti buat saya pemain muda harus punya attitude yang baik. Disiplin dan punya tanggung jawab. Mereka punya cita-cita jadi pemain sepak bola, berarti mereka harus bertanggung jawab dengan profesinya. Ketika tanggung jawab maka mereka akan melakukan hal-hal yang tak merugikan mereka. Mereka harus konsentrasi terhadap tujuannya.
Apa perbedaan mendasar antara mendidik pemain muda dan menjadi pemain aktif?
Tanggung jawab pemain aktif, pemain profesional, mereka sudah punya gaji, mereka harus tanggung jawab dengan pekerjaannya. Kalau pemain muda menurut saya kadang tidak konsisten, seperi tidak punya tanggung jawab. Mereka hanya pikir latihan saja tidak memikirkan hal di luar lapangan. Kalau pemain muda kadang tidak terkontrol di luar lapangan. Ini yang harus kami ajarkan.
Bagaimana pendekatan Bang Maman dalam membentuk pemain yang bukan hanya hebat di lapangan, tapi juga matang secara karakter?
Pemain yang hebat tidak hanya di lapangan tapi mereka juga bisa menjadi contoh di luar lapangan. Mereka akan menjadi contoh untuk masyarakat atau anak muda yang juga ingin jadi pesepak bola. Harus punya karakter yang kuat, harus punya tanggung jawab. Saya berharap mereka hebat di lapangan dan punya attitude yang baik di luar lapangan.
Dari seluruh karier Bang Maman sebagai pemain, pelajaran apa yang paling ingin Bang Maman wariskan ke generasi selanjutnya?
Saya merasa bisa bermain sampai usia sekarang (43). Hal itu karena Saya disiplin latihan, pola makan baik, pola istirahat dijaga. Kemudian juga saya latihan tidak hanya di jam latihan, tapi ketika saya punya kekurangan saya berlatih lagi untuk menambah kekurangan. Jadi saya mau untuk anak-anak muda yang ingin menjadi pemain sepak bola nanti. Ketika mau memilih menjadi pesepakbola harus disiplin, punya attitude yang baik, dan yang paling penting juga bangaimana kalian menghargai profesi kalian.
Apa tantangan terbesar dalam membina talenta muda saat ini?
Kalau buat saya media sosial. Karena sekarang banyak sekali, tidak mungkin mereka tidak punya. Yang harus dijaga bagaimana ketika mereka naik, mereka tidak star syndrome. Harus menjaga performa tetap berada di level terbaik, bahkan harus meningkat.
Apa pesan Bang Maman kepada anak-anak akademi Persija hari ini?
Jika sudah memilih untuk menjadi pemain profesional maka harus berkorban. 'Kalian bukan anak-anak muda lain, kalian harus berlatih, menjaga makan, menjaga istirahat. Kalian tidak bisa sepeti anak-anak lain bisa nongkrong, jalan-jalan, ketawa-ketiwi. Kalian menghabiskan waktu di lapangan'. Mereka harus berkorban karena hilangnya masa muda. Itulah komitmen jadi pemain sepak bola. Harus tanggung jawab, tekad, dan komitmen. Sekolah harus bagus juga, berdoa untuk kedua ornag tua.