Persija Jakarta berhasil mengakhiri musim 2022/2023 dengan manis. Tim Besutan Thomas Doll itu semula ditargetkan untuk berada di lima besar, namun pada akhirnya mampu finis di urutan kedua.
Perjuangan Macan Kemayoran sepanjang Liga 1 2022/2023 diceritakan oleh Hanif Sjahbandi, gelandang Persija.
“Menurut saya penampilan Persija sangat luar biasa. Sebab, sepanjang musim kami merasakan naik turun. Mulai dari saat tim sedang pramusim, bagaimana kami memulai kompetisi 2022/2023 sampai pertengahan musim, saat kami mulai kehilangan pemain, dan banyak berganti susunan pemain karena skuad yang terbatas. Namun pada akhirnya kami bisa menyelesaikan musim ini melebihi dari target awal,” tutur Hanif.
“Saya salut dengan kerja keras tim, tidak cuma pemain, tapi pelatih dan ofisial. Alhamdulillah kerja keras kami dibalas lebih dari yang kami harapkan,” katanya melanjutkan.
Mantan pemain Arema itu pun menceritakan pengalaman di musim pertamanya sebagai pemain Persija.
“Saya pribadi terharu karena musim pertama bersama Persija adalah musim yang paling berat di karier saya. Bisa dikatakan perjalanan saat saya bergabung dengan Persija tidak lah mulus. Banyak tantangan. Tapi saya pun mendapat support dan pembelajaran,” ucap Hanif.
“Saya mempunyai banyak cerita pada musim ini, mulai dari saya pernah dimarahi Andritany (Ardhiyasa) saat berada di lapangan sampai saya bisa menemukan peak performance. Mengalami kondisi tim yang sedang naik turun dan akhirnya laga pamungkas melawan PSS kami menang 5-0 dan berada di peringkat kedua klasemen. Semua itu hal yang luar biasa buat saya,” ujarnya lagi.
Selain itu, selama satu musim bermain untuk lambang monas di dada, Hanif merasakan pentingnya kehadiran Jakmania.
“Saya merasakan atmosfer yang sangat luar biasa ketika bermain di depan Jakmania. Saya merasakan hal yang sangat berbeda. Saya bisa merasakan dukungan mereka pada saat performa saya dan tim sedang di bawah. Saya merasa tidak pernah sendiri,” kata pemain berusia 26 tahun itu.