Dalam menyambut hari jadi ke-95 Persija, kami sajikan momen-momen penting dalam perjalanan Macan Kemayoran dalam periode 1940-1970.
11. 1940
Setelah berjaya pada era 1930-an dengan empat gelar (1931, 1933, 1934, 1938), Persija “menghilang” dalam perebutan trofi di periode 1940-an.
12. PORI Djakarta Bagian Sepak Bola
Penyebutan Persija sempat berubah menjadi PORI Djakarta Bagian Sepak Bola pada 1947. Kala itu pengelolaan seluruh cabang olahraga di bawah naungan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia). Namun pada 1949, PORI memberikan kewenangan kepada masing-masing persatuan olahraga untuk menetapkan nama maisng-masing. Alhasil, nama Persija kembali lagi.
13. Juara 1954
Persija kembali berjaya pada Kejuaraan Nasional PSSI edisi 1954. Macan Kemayoran mamastikan gelar juara setelah mengakhiri laga pamungkas dengan skor 2-1 atas PSMS.
14. Gareng
Di periode 1950-an, Persija mulai meregenerasi pasukannya. Banyak nama-nama muda yang promosi dari tim junior ke tim senior, seperti Soetjipto Soentoro alias Gareng dan Kwee Tik Long.
15. Ikada ke Menteng
Di periode 1960-an, ada peralihan markas Persija. Dari awalnya di Lapangan Ikada hijrah ke Stadion Menteng.
16. Endang Witarsa
Gagal juara di kompetisi 1961, Persija menunjuk Liem Soen Joe alias drg. Endang Witarsa sebagai pelatih. Sebelumnya ia memiliki rekam jejak mentereng di kompetisi internal bersama UMS. Di tangan Pak Dokter, Persija memiliki komposisi seimbang antara pemain senior dan junior.
17. Angkat Trofi 1964
Persija akhirnya meraih gelar keenamnya pada 1964. Gareng dkk. memastikan gelar Perserikatan setelah menang 4-1 atas Persebaya. Hebatnya, tim besutan Endang Witarsa juara dengan rekor tak pernah menelan kekalahan.
18. Aga Khan Gold Cup
Berlabel juara Perserikatan 1964, Persija diminta PSSI untuk ambil bagian di turnamen Aga Khan Gold Cup di Dacca, Pakistan.
19. Meredup
Pascameraih gelar 1964, Endang Witarsa ditarik sebagai pelatih Timnas. Ternyata, hal itu membuat kekuatan anak-anak Jakarta tergerus. Performa Persija meredup di musim 1964/1965, 1965/1966, dan 1966/1967. Di tiga musim ini Persija hanya mampu melangkah di fase wilayah nasional saja.
20. Beda Generasi
Nama-nama bintang di era 1960-an, seperti Soetjipto Soentoro, Kwee Tik Liong, Surya Lesmana, Paidjo, serta Sinyo Aliandoe tak lagi menjadi bagian dari kekuatan Persija di periode 1970-an.
Simak juga artikel Story of 95 edisi pertama bertajuk STORY OF 95: LEMBARAN JEJAK PERSIJA DALAM SATU DEKADE AWAL (1). Selanjutnya akan ada edisi ketiga dan seterusnya hingga ada 95 momen perjalanan Persija.