Setelah melewati jeda FIFA Matchday dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Persija akan melanjutkan kiprahnya dengan bertamu ke markas Madura United, Stadion Gelora Bangkalan, Minggu (6/4/2025), pukul 19.00 WIB.
Tidak stabilnya performa Persija dalam lima pertandingan terakhir menjadi rapor yang sudah ada dalam buku catatan pelatih Carlos Pena. Ia paham bahwa situasi ini tidak bisa dilanjutkan, harus segera diputus.
Macan Kemayoran punya modal untuk itu, yaitu angka produktivitas yang apik. Saat ini Persija mengoleksi 41 gol dari 26 pertandingan atau rata-rata 1,6 gol perlaga. Angka rata-rata itu menjadi tertinggi keempat dibandingkan 17 kontestan yang lain. Sementara Madura United menjadi tim kedua yang paling rapuh, 48 kebobolan.
“Kami telah menjadi salah satu tim yang mencetak banyak gol. Saya rasa itu sangat baik,” tutur Carlos Pena.
Namun, di sisi lain catatan kebobolan Persija tak sebaik produktivitas gol, yaitu 31 dari 26 partai. Rizky Ridho cs. ada di urutan kedelapan tim yang paling kukuh.
“Hal itu benar. Mungkin pada Januari-Maret 2025 kami terlalu banyak kebobolan. Sebab dalam dua bulan terakhir kami kerap bermain dengan lebih sedikit pemain dalam durasi waktu yang panjang,” katanya lagi.
Sejak Januari atau dalam sembilan partai terakhir, Persija sudah kemasukan 15 gol. Jumlah itu hampir setengahnya dari total kebobolan hingga pekan ke-26.
Apa yang dikatakan Carlos Pena benar soal Persija kerap mendapatkan kartu merah yang berbuntut pada besarnya jumlah kebobolan. Kala Rio Fahmi mendapatkan kartu merah (49’) saat bersua Persis kebobolan tiga gol. Saat Carlos Eduardo dapat kartu merah (72’) di laga vs Dewa United, kemasukan dua gol. Ketika Maciej Gajos (22’) dan Gustavo Almeida (37’) kartu merah ketika bersua Arema FC, tim kemasukan tiga gol.
“Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dibereskan. Tapi saya sangat optimistis bawah kami bisa melewati segala dinamika ini,” ucap Carlos Pena.