KISAH PERJALANAN ALFATH FAATHIER MENGGAPAI CITA SEBAGAI PEMAIN BOLA
KISAH PERJALANAN ALFATH FAATHIER MENGGAPAI CITA SEBAGAI PEMAIN BOLA
Menjadi pesepakbola merupakan cita-cita Alfath Faathier. Ia bertekad membanggakan orang tua dan neneknya yang ingin melihat Alfath tampil di televisi sebagai pemain bola. Perjalanan Alfath menuju impiannya pun berliku. Pada usia 10 tahun, Ia sempat berhenti berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) karena tidak ada biaya. Namun usaha tak kenal lelah Alfath terbayar dengan mendapatkan beasiswa saat menginjak bangku SMP melalui olahraga sepak takraw. "Saat SMP saya mendapat beasiswa 900 ribu rupiah karena berhasil membawa sekolah saya juara sepak takraw. Waktu itu orang tua bertanya uang ini untuk apa, saya jawab untuk kembali masuk SSB," tuturnya. Perjalanan Alfath untuk mengejar impiannya pun berlanjut. Ia juga sempat menggeluti dunia futsal saat kompetisi Indonesia diberhentikan sementara pada 2015 lalu. Namun kondisi sulit kembali ditemuinya. Nyaris lima bulan Alfath tidak mendapat panggilan dari klub profesional dan sempat membuatnya menyerah. "Alhamdulillah ada yang menghubungi dari Persiba Balikpapan untuk bergabung dan bertemu dengan kawan lama saya, Heri Susanto. Waktu itu di sana empat hari hujan di Balikpapan. Saya manfaatkan untuk mengembalikan fisik saya dengan berlatih futsal dan dilihat oleh pelatih," ujarnya. "Saya menjalani pertandingan pertama di karier saya melawan Persija. Kala itu Persiba kalah 2-0. Walau kalah saya sangat bangga dapat bertemu pemain Persija yang selama ini hanya saya saksikan di televisi. Tiga tahun kemudian saya menjadi bagian Persija dan satu tim dengan pemain-pemain bintang tersebut. Tentunya sangat bangga," tutupnya. Saat ini Alfath telah menjadi salah satu bek sayap disegani di Indonesia. Ia menjadi bagian Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018 lalu dengan mencetak satu gol kala melawan Timor Leste. Dapat bermain di dua sisi sayap menjadi kelebihan pemain kelahiran 6 Oktober 1995 itu.