SEJARAH DERBY IBU KOTA YANG PERNAH DIRASAKAN PERSIJA
SEJARAH DERBY IBU KOTA YANG PERNAH DIRASAKAN PERSIJA
Duel antar tim satu kota pastinya sanga menarik ditunggu. Termasuk tentunya duel derbi ibu kota. Saat ini banyak beranggapan duel antara Persija Jakarta versus Bhayangkara FC sebagai derbi ibu kota saat ini. Acuannya mungkin hanya karena kedua tim sama-sama bermarkas di Jakarta. Akan tetapi itu terlalu dini mengingat esensi sebuah pertandingan derbi tentunya diwarnai sesuatu hal menarik yang terjadi didalamnya. Seperti Derbi Milan misalnya duel antara Internazionale Milan dan AC Milan pastinya dibumbui rivalitas sejarah yang cukup panjang. Selain itu ditambah persaingan sengit antara kedua tim yang keduanya pastinya ingin menasbihkan menjadi klub terbaik di kota Milano tersebut. Jauh sebelum itu Persija sudah memiliki rival satu kota yang sempat mewarnai sepakbola Jakarta. Pada Liga Indonesia edisi perdana misalnya. Pada tahun 1994/95, Persija sudah bertemu dua tim asal ibu kota. Pertama adalah Warna Agung. Biasanya Persija menghadapi Warna Agung di Stadion Cendrawasih Cengkareng, Jakarta Barat. Selain Warna Agung, Persija juga kerap bertemu Pelita Jaya. Pelita Jaya sendiri sebelum pindah ke Solo, mereka bermarkas di Stadion Lebak Bulus. Sayangnya pada tahun 2000-an mereka mulai berpindah markas. Hal ini dikarenakan klub yang pernah disegani pada medio 1990-an minim basis dukungan. Selanjutnya pada era awal 2000-an ada Persijatim Jakarta Timur sebagai lawan. Namun rivalitas kedua tim tak berlangsung lama, karena pada 2002 Persijatim pindah ke Solo menjadi Persijatim Solo FC. Dua tahun berselang, klub dibeli oleh Pemprov Sumatera Selatan dan berganti nama lagi menjadi Sriwijaya FC. Sebagai klub yang lahir di ibu kota, Persijatim pernah mengorbitkan banyak pemain beken, di antaranya Ferry Rotinsulu, Ismed Sofyan, dan Maman Abdurrahman. Duel lawan berikutnya yang pernah menjadi rival Persija dan merupakan asal klub Jakarta adalah Persitara. Rivalitas kedua tim dimulai sudah sejak dari era perserikatan. Namun pada musim 2006, ketika Persitara yang mentas di kasta tertinggi sepakbola Indonesia membuat derby ibu kota semakin seru. Sayanganya perfoma Persitara merosot, terakhir kedua tim bertemu pada musim 2010. Saat itu Persija sukses menang dua kali baik itu di kandang maupun di tandang.