Hari ini, momen bersejarah itu terjadi, tepat 42 tahun yang lalu, Persija Jakarta berhasil raih gelar juara kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Hasil itu diraih setelah pada 13 Januari 1979 malam, tim asuhan Marek Janota berhasil menang tipis dari PSMS Medan.
Pada laga penentuan yang terjadi di GBK tersebut, Persija wajib menang atas Ayam Kinantan jika ingin merengkuh gelar Perserikatan 1978/1979 tersebut. Macan Kemayoran memang kurang diunggulkan saat itu, karena mereka hanya meraih 4 kemenangan, 1 kali imbang, dan sekali kalah, sedangkan PSMS berhasil membukukan 4 kemenangan dan 3 kali imbang, tanpa pernah sekalipun mengalami kekalahan.
Laga hidup mati untuk Persija akhirnya terjadi, disaksikan puluhan ribu pasang mata, babak pertama dimulai langsung dengan tensi tinggi. Namun hingga 45 menit babak pertama berakhir, tidak ada gol yang terjadi. Strategi Marek Janota nyatanya bisa meredam pemain agresif tim Ayam Kinantan.
Skor 0-0 ini jadi keuntungan besar bagi PSMS karena jika hasil tersebut tidak berubah, gelar juara akan jadi milik tim asal Sumatra Utara ini. Namun, Persija juga tak mau kalah di kotanya sendiri. Macan Kemayoran langsung menekan di awal babak kedua. Hasilnya terlihat pada menit ke-60, pergerakan bek sayap Dede Sulaiman dari sisi kanan jadi awal petaka bagi pertahanan lawan.
Dede berlari melewati hadangan Suparjo, bek kiri PSMS saat itu, dan ketika bola hampir keluar, Dede melepaskan umpan silang. Bola tersebut lantas disambut Andi Lala yang tanpa ampun melesakkan sundulan yang tak bisa dihalau oleh Kiper PSMS, Andi Ruslan. Gol bersejarah Andi Lala ini ternyata jadi gol semata wayang dalam pertandingan mendebarkan tersebut. Hasil akhir 1-0 cukup bagi Persija Jakarta untuk berpesta di Senayan.
Bintang ke-9 itu resmi tersemat di panji kebesaran Persija Jakarta. Momen bersejarah ini pun turut dikenang oleh salah satu gelandang petarung milik Macan Kemayoran yang juga bermain saat itu, Wahyu Hidayat. Walau kondisi saat itu tidak menguntungkan bagi Persija, menurut Wahyu, hal tersebut tidak sedikitpun membuat para penggawa Persija gentar.
“Saat itu semangat para pemain berlipat ganda. Saat menginjak rumput GBK dan melihat banyaknya penonton, kami menekankan diri harus menang. Saya ingat betul momen itu,” ujar pemain yang kerap memakai nomor punggung 14 itu.