SPESIAL HARI RAYA IDUL FITRI WITAN DAN ISTRI: ATUR STRATEGI MUDIK LEBARAN
SPESIAL HARI RAYA IDUL FITRI WITAN DAN ISTRI: ATUR STRATEGI MUDIK LEBARAN

Pemain depan Persija Jakarta, Witan Sulaeman, bersama istrinya, Rismahani Sulaeman, membicarakan strategi dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun ini.


Sebab, waktu untuk pulang kampung tak banyak lantaran masih dalam agenda pemusatan latihan Timnas U-23 proyeksi SEA Games 2023. Seperti apa rencana dari mereka berdua? Berikut wawancaranya:


Boleh diceritakan masing-masing berasal dari daerah mana?

Witan: Saya lahir di Palu, Bapak saya orang Lombok dan Ibu saya orang Kalimantan.


Risma: Saya lahir di Palu, orang tua saya dari Bugis.


Setiap keluarga dari masing-masing daerah pasti punya tradisi tersendiri, bisa diceritakan?

Witan: Kalau saya tidak ada tradisi khusus, sama seperti orang pada umumnya. Setelah solat Ied saya berziarah ke makam kakek, setelah itu saya lanjutkan untuk bersilaturahmi ke rumah saudara.


Risma: Sama persis dengan Witan


Kalau saat lebaran, apa makanan khas yang biasanya disajikan?

Risma: Kalau dari Bugis itu ada namanya burasak. Seperti lontong tapi bentuknya kotak seperti bantal dan dibungkus dengan daun.


Selain Burasak?

Risma: Gore-gore, itu seperti rendang.


Kalau dari keluarga Witan, makanan khas Lebaran yang biasanya disajikan?

Witan: Namanya nasi plecing, itu nasi yang ditambah sayur-sayuran seperti kangkung dan urap.


Sebagai pemain sepak bola Indonesia, Witan cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Setiap pulang kampung apakah selalu heboh?

Witan: Tergantung saya update di sosial media atau tidak, kalau saya update, orang pasti akan datang. Sebaliknya jika saya tidak update, tidak akan ada yang datang. Tapi biasanya setelah turnamen saya balik ke rumah dan pasti orang-orang sudah ramai menunggu kepulangan saya.


Risma: Witan juga kalau pulang kampung biasanya dijemput memakai mobil pick-up oleh keluarganya.


Witan: Dulu sempat viral, saya pulang dijemput memakai mobil pick-up setelah AFF 2020. Walaupun itu hal yang biasa menurut keluarga saya tapi itu cukup menarik banyak perhatian.


Makanan favorit Witan saat sahur? apa Risma sendiri yang menyiapkan?

Risma: Saya menyiapkan semuanya sendiri, tidak ada yang spesial. Saya biasanya masak ayam, tempe dan sebagainya.


Kalau menu berbuka?

Witan: Saya bebas suka apa saja asalkan dia yang masak.


Bisa ceritakan pengalaman puasa Witan saat kecil?

Witan: Waktu itu saya pernah main sepeda pada siang hari dan saya minum karena haus. Saya saat itu benar-benar lupa waktu itu sedang berpuasa, dan bapak saya melihat saya sedang minum air dari kulkas.


Kalau saat sudah jadi pemain sepak bola?

Witan: Biasanya saat matchday, terakhir saat lawan Persib.


Ada rencana istri ikut ke Kamboja untuk mendukung suami?

Witan: Lebih baik di rumah saja agar tidak ribet.


Sekarang boleh ceritakan pengalaman berpuasa Witan saat di Eropa?

Witan: Puasa di Eropa lebih lama karena waktu terbitnya matahari di sana lebih cepat dan tenggelamnya lebih lama. Selain itu saya harus latihan bola juga, jadi menurut saya puasa lebih berat di sana.


Bisa diceritakan bagaimana kondisi lebaran di sana? apakah ada masjid atau setidaknya ada komunitas orang Indonesia?

Witan: Tidak ada, saya cuma sendiri di sana, puasa sendiri, lebaran pun sendiri.


Setelah menikah akhirnya kalian sempat tinggal berdua di Eropa. Apakah ada sesuatu yang dirindukan di tanah air saat itu?

Risma: Kebetulan tidak, karena kami tinggal di lingkungan baru. Jadi kami senang untuk menjelajah di sana dan banyak menemukan hal baru.


Tadi Witan sempat cerita waktu Lebaran kalian jadi sedikit karena Witan harus membela Timnas, perasaanya Risma bagaimana?

Risma: Sebenarnya itu adalah hal yang baik, Witan masih dipercaya dan dipanggil Timnas. Saya tidak mempermasalahkan jika kami hanya punya waktu sebentar.