INTERVIEW EKSKLUSIF THOMAS DOLL: CERITA KONDISI PERSIJA SAAT INI DAN PENGALAMAN PRIBADINYA
INTERVIEW EKSKLUSIF THOMAS DOLL: CERITA KONDISI PERSIJA SAAT INI DAN PENGALAMAN PRIBADINYA

Perjalanan Persija di Liga 1 2023/2024 penuh dinamika. Koleksi 19 poin yang didapat dari 14 laga tentu bukan rapor yang mentereng. 

Namun, pelatih Persija, Thomas Doll optimistis bahwa Persija akan segera kembali ke tren positif. Di sela-sela persiapan pertandingan, juru taktik asal Jerman itu mengomentari dinamika yang terjadi di tubuh Persija. Selain itu, ia pun bercerita tentang pengalaman yang ia rasakan semasa menjadi pelatih dan pemain.

Ingin tahu pendapat Thomas Doll dan keseruan cerita masa lalunya? Simak obrolannya dalam wawancara eksklusif berikut ini:

Coach berhasil memcahkan beberapa rekor baru bersama. Pertama, Persija berhasil menang di kandang Arema FC setelah 19 tahun, kedua, Persija berhasil menang di kandang Barito setelah terakhir kali menang pada 2014, ketiga, Persija berhasil menang melawan Persebaya setelah gagal menang sejak 2018 dan keempat, Persija berhasil menang di kandang Persik setelah terakhir kali menang pada 2007. Adakah komentar terkait hal tersebut?

Pertama harus diingat, saya datang ke sini untuk melihat progres dari pemain-pemain Persija dan tentunya saya ingin membawa Persija menjadi yang terbaik dan bisa kembali berkancah di sepak bola internasional. Hal ini pun layak didapatkan oleh para the Jakmania dan semua orang yang mencintai Persija, itu yang terpenting untuk saya.

Tentunya jika bisa menang dan memecahkan rekor, akan menjadi hal yang juga menyenangkan. Saya memang sudah mengetahui hal ini sebelum laga dimulai. Tapi hal ini tidak menjadi beban karena saya memang menyukai tantangan seperti ini di dalam sepak bola. 

Saya jadi pelatih di sini tidak hanya saat mentari bersinar, saya pun menjadi pelatih di sini saat cuaca sedang hujan. Jadi setelah kami tidak bisa menang di lima laga, akhirnya kami bisa bangkit. Dan saat ini kami harus benar-benar fokus untuk mempersiapkan laga berikutnya.

Apakah Anda pernah merasakan situasi seperti ini sebelumnya, baik sebagai pemain maupun pelatih? 

Tentu saja pernah. Apalagi saya sudah berkarier selama 40 tahun baik sebagai pemain maupun pelatih. Tentu saja banyak hal sudah terjadi di setiap negara. Sebagai pelatih, saya punya cara sendiri untuk mengatasinya. Yang terpenting adalah anda dikelilingi orang-orang yang memang percaya dengan apa yang Anda kerjakan. Mereka pun percaya pada kami untuk bisa memimpin mereka sebagai tim pelatih. Yang paling penting adalah para pemain percaya pada kami. 

Saya paham dengan situasi ini, misalnya saja saat striker kesulitan mencetak gol di 5-6 pertandingan yang dia jalani, tapi di laga berikutnya dia bisa mencetak banyak gol untuk menang atau mungkin saja jadi penentu gelar juara. Jadi, hal-hal seperti ini memang biasa terjadi di sepak bola. Selalu ada alasan untuk situasi seperti ini, apalagi kita bukan mesin ataupun robot dan situasi seperti ini adalah hal yang manusiawi, sangat biasa terjadi dalam sepak bola.

Liga 1 2023/2024 adalah musim kedua Coach di Persija, apakah ada perbedaan paling besar yang terjadi antara musim pertama dan kedua?

Menurut saya di musim pertama, situasi di awal musim terlihat lebih jelas dari sekarang. Baik itu soal transfer pemain, hingga para pemain yang telat bergabung di persiapan tim. Memang di musim ini semuanya terlihat lebih sulit. Apa yang terjadi di bursa transfer (musim ini) memang sedikit tidak mudah untuk kami jalani. Kami tidak bisa mendapatkan pemain yang memang secara target sangat kami inginkan.

Sekarang kami harus melakukan yang terbaik dan semua orang di tim sudah berbicara soal hal ini. Seperti yang saya bilang tadi, memang kami kalah di lima laga sebelumnya, tapi kami berhasil bangkit kembali. Tapi di sisi lain, kami dengan mudah kehilangan poin penuh di laga kandang melawan Arema FC dan Persib, karena banyak kesalahan individu yang kami lakukan. Kami pun harus menerima kartu merah di laga tersebut. Kami tidak bisa mengakhiri laga dengan 11 pemain, tentu saja ini harus jadi pembelajaran bagi kami. Tapi semua itu sudah bukan lagi masalah dan saat ini kami harus fokus melawan Bali United.

Bagaimana menurut Anda perkembangan tim di musim kedua Coach bersama Persija?

Kadang Anda berpikir sedang berada di jalur yang tepat dan para pemain sudah bermain dengan semestinya, kami melakukan serangan yang baik dari belakang, tetapi kadang bisa saja terjadi kesalahan umpan dan lain sebagainya. 

Kadang memang permainan tim berjalan dengan baik, tapi untuk laga selanjutnya, kami harus bisa (bermain) lebih baik di babak pertama. Karena memang kami sudah bertahan dengan baik dan melakukan duel dengan baik.

Memang ada perkembangan, tapi di beberapa momen kami harus bisa lebih baik dalam memainkan bola-bola umpan. Tujuannya agar kami dapat membawakan permainan yang lebih baik lagi dibandingkan permainan-permainan sebelumnya. 

Itulah yang kami latih setiap hari agar kami bisa memainkan sepak bola dengan baik. Kami tidak ingin bermain degan umpan long ball ke depan dan semua pemain berlari di belakang bola. Hal itu bukanlah gaya permainan yang ingin saya terapkan.

Situasi terberat apa yang Coach hadapi selama menjadi pemain sepak bola?

Sebagai pesepak bola tentunya banyak hal-hal sulit terjadi. Saat saya berusia 19 tahun, saya kembali ke klub lama yang saya bela. Namun sesampainya di stadion, sambutannya tidak begitu baik untuk saya, tidak dengan kata-kata yang bagus, karena memang saya dilahirkan di kota yang jaraknya mencapai 17 km dari Rostock. 

Seisi stadion mencibir saya, tapi saya berhasil bermain bagus dan bahkan saya bisa mencetak gol kedua di laga tersebut. Tentunya itu merupakan momen yang sangat penting untuk perjalanan karier saya. Karena setelah itu tidak ada lagi yang meneriaki saya dengan cibiran, semua penonton terdiam dan itulah jawaban dari saya sebagai pemain.

Saya pun bisa bermain tidak bagus dan tidak sesuai dengan karakter saya. Jadi ini merupakan momen yang penting untuk saya. Sisanya banyak lagi tentunya, dari yang baik atau buruk, hingga momen saat mengalami cedera. 

Saat itu menjelang Piala Dunia 1994, saya harus menderita cedera di bagian belakang kaki. Alhasil saya harus menepi selama lima bulan dan semua pemain memberikan ucapan semangat untuk saya dari Amerika, karena saya harus rela untuk absen di ajang Piala Dunia. Memang banyak momen yang tidak mengenakkan untuk saya. Tapi saya punya lebih banyak momen positif dalam karier saya sebagai pemain maupun pelatih.

Situasi terburuk seperti apa yang pernah Coach alami selama menjadi pelatih?

Tentu saja yang paling sulit di karier kepelatihan saya ketika performa tim saya sedang dalam kondisi yang tidak baik. Sehingga tidak bisa melanjutkan pekerjaan saya lagi sebagai pelatih di tempat itu. 

Pergantian pelatih memang tidak selalu menyenangkan, apalagi jika sebagai pelatih, Anda sudah memberikan yang terbaik di setiap harinya. Tetapi situasi tim memang sedang dalam momen yang sulit atau ketika Anda sedang menolong tim untuk tetap bisa bertahan di kasta kompetisi. Jadi bagi saya itulah momen-momen yang sulit sebagai pelatih. Tetapi, saya punya lebih banyak momen berharga. Bukan hanya di Dortmund, Hamburg, maupun tim-tim lainnya.

Suatu hari nanti, saya yakin saya akan lebih banyak memiliki hal-hal positif di karier saya untuk diceritakan sebagai pelatih maupun pemain.

Saat ini sudah dimulai usia muda, Elite Pro Academy (EPA) U-16, U-18, dan U-20. Sebagai pelatih yang biasa menurunkan pemain muda untuk bermain, bagaimana Coach melihat kompetisi ini? Apakah Coach berencana untuk kembali mengambil pemain akademi untuk bergabung ke tim senior?

Kenapa tidak? Tetapi biasanya jika saya mengambil pemain muda, mereka akan lebih banyak bermain untuk tim nasional, bukan dengan tim saya. 

Memang tidak mudah, tetapi saya senang dengan adanya kompetisi seperti ini yang akan berjalan karena ini sangat penting bagi pemain muda untuk berkompetisi dengan level usia mereka. Walaupun sebenarnya bisa saja pemain U-16 mengalahkan pemain U-19 misalnya. Mereka jelas harus lebih kuat dan tentunya kompetisi seperti ini sangat bagus untuk mereka. 

Jika ada waktu, saya akan datang untuk menyaksikan pertandingan mereka.

Adakah pesan untuk the Jakmania yang selalu mendukung Persija?

Saya mengenal Diky (Soemarno) sebagai pemimpin mereka. Ia sangat baik, ia dekat dengan tim dan sering datang ke tempat latihan kami.

Saya rasa perbincangan mendalam kami terakhir ialah saat awal musim lalu, dimana saat itu saya menjelaskan mengapa kami mengirim tim lapis kedua untuk mengikuti turnamen pramusim di Kalimantan. Hal itu sangat penting bagi tim ini, dimana kami berdiskusi banyak hal selama dua jam lebih. Yang paling penting adalah kami bisa memberikan permainan terbaik agar bisa membalas dukungan mereka. 

Persija adalah hidup mereka, mereka selalu menantikan pertadingan Persija di setiap minggunya. Ketika ada larangan menonton langsung laga tandang, mereka akan menonton bersama di depan televisi, mereka selalu datang di laga kandang. Jadi kami punya tanggung jawab yang besar kepada mereka.

Persija adalah segalanya bagi mereka, jadi kami sebagai pelatih dan pemain harus memahami hal tersebut. Kami belum pernah kalah di laga kandang musim ini, bahkan dari musim sebelumnya. Hal itu semua tentunya karena dukungan para suporter yang selalu memotivasi kami. Mereka adalah pemain ke-12 di setiap pertandingan. Saya sangat senang sampai saat ini mereka selalu ada untuk kami. (IF)