SEKOLAH TANPA KELAS
SEKOLAH TANPA KELAS

Point of View atau sering kita sebut sebagai cara pandang mengenai supporter di Indonesia memang sangat banyak. Namun umumnya point of view masyarakat umum terhadap suporter hanya dilihat dari 1 atau 2 sisi saja, yaitu kekerasan dan kerusuhan. Mengapa hal itu terjadi? Suporter adalah kelompok massa dalam jumlah besar dan ketika ada satu peristiwa yang bertentangan dengan norma hukum sangat mudah terekspos oleh media, apalagi dengan semakin berkembangnya citizen journalism sangat mudah masyarakat membuat konten yang sepotong-sepotong sehingga pesan  atau rangkaian peristiwa yang di asumsikan tidak sesuai fakta.


Namun perlu diingat, itu hanya 1 point of view mengenai supporter, masih ada sudut pandang lain yang mungkin tidak diketahui oleh masyarakat umum. Jika kita menyelami lebih dalam dunia suporter ternyata banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dan bermanfaat untuk  pengembangan diri baik soft skill maupun hard skill atau dengan kata lain supporter adalah tempat kita belajar.  


Apa saja contoh pengembangan diri yang bisa kita dapatkan? Dalam tulisan ini Gw akan menggabungkan experience pribadi, lingkungan sekitar dan sedikit pendekatan teoritis


1. Planning (perencanaan)

Menonton sepakbola itu berbeda dengan menonton bioskop, seorang Jakmania dilatih untuk membuat perencanaan ketika akan menonton Persija, apalagi ketika melakoni partai away. Apa saja sih yang harus direncakanakan? bukankah menonton bola itu hanya 2 x 45 menit? Itu yang terlihat di layar kaca saja tetapi behind dan after pertandingan banyak hal yang harus disiapkan.


Gw akan mengambil contoh dari sudut pandang anggota. (1) Kita harus memilih pertandingan mana saja yang bisa kita tonton  tanpa mengurangi kewajiban kita sebagai pekerja / pelajar. (2) Berapa biaya yang harus disiapkan. Menonton itu tidak gratis guys, jadi kita harus bisa mengatur financial kita agar bisa membeli tiket, akomodasi tanpa mengganggu budget untuk hal lain. (3) Jam berapa harus berangkat dan naik apa agar kita bisa datang tepat waktu dan nonton di posisi yang view nya tepat.


Tiga hal di atas hanya sedikit contoh bagaimana kita sebagai Jakmania bisa belajar melakukan planning. Hal itu masih dalam koridor anggota, bagaimana dengan  pengurus korwil atau pengurus pusat tentu activity planning yang dilakukan lebih kompleks , tetapi tentunya banyak ilmu yang di dapat. 


2. Financial

Setiap pertandingan  Persija perputaran uang yang beredar sangat tinggi, di tingkat korwil misalnya, seorang kordinator harus mengurus ratusan tiket dan biaya transportasi yang jumlah nya bukan ratusan ribu bahkan belasan hingga puluhan juta.  Bisa kamu bayangan jika harga tiket rata-rata Rp100.000 dengan jumlah anggota 300, maka kamu harus mengelola dan bertanggung jawab atas Rp 30.000.000 uang tiket, itu belum termsasuk uang transportasi dan biaya lainnya, yang kalua di total mungkin minimal Rp50.000.000 setiap pertandingan.


Tidak hanya bertanggung jawab untuk pembelian dan distribusi tiket, kita juga belajar bagaimana membuat financial report /LPJ  yang harus dipertanggung jawabkan kepada anggota atau rekan-rekan kita. Di Korwil Manggarai contohnya setiap H+1 pertandingan pengurus wajib share laporan cash in out kepada semua sub korwil. Belum lagi ada dana-dana organisasi lain yang harus dikelola seperti uang kas, uang pendaftaran anggota, uang merchandise, dan lainnya. 


Selain belajar finansial, hal yang menurut gw paling mahal adalah kita belajar Amanah. Tidak gampang tentunya mengelola uang puluhan juta yang kita tidak dapat sepeser pun dari uang tersebut. Tapi percayalah bahwa Ketika lo bisa menjaga Amanah ini dengan baik, maka level kepercayaan rekan-rekan terhadap lo meningkat dan itu jalan untuk to the next level.


3. Komunikasi

Kunci berjalannya organisasi adalah komunikasi, di Jakmania kemampuan komunikasi kita secara otomatis akan berkembang, karena kita harus bisa berkomunikasi dengan pihak internal seperti rekan-rekan sesama jakmania, pengurus di korwil hingga pengurus pusat. Selain itu tidak jarang kita berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti kepolisian, panpel, supporter lain.


Banyak media atau cara yang secara alami membentuk kemampuan komunikasi lo, misalnya saja briefieng sub korwil, brifieng korwil yang mengharuskan lo untuk menyampaikan pendapat dan berbicara di depan orang banyak. Tidak mudah bagi sebagian orang untuk dapat tampil berbicara di depan umum apalagi di depan kepolisian, tetapi 22 tahun gw aktif di jakmania banyak true story yang terjadi. Contohnya saja Bang Erwin (korlap) atau biasa kita panggil Bang Gonds.


Pertama kali bergabung ke Jakmania Manggarai Bang Gonds termasuk orang yang tidak banyak bicara dan sering menjadi kordinator perjalanan yang bertugas mengatur kelancaran bis di jalan karena skill utama nya adalah menjadi juru parkir di jalan Barkah Bukit Duri. Namun seiring berjalannya waktu dengan kemampuan komunikasinya bertambah tidak hanya mengatur lalin, tetapi juga bertugas menjaga ketertiban Jakmania Manggarai, hingga akhirnya dengan pengalaman dan kemauan belajarnya, beliau bisa melakukan komunikasi dengan pihak eksternal seperti supporter tamu, vendor (PO bus) hingga kepolisian.


Dengan kemampuan komunikasinya yang berkembang pesat, kini Bang Gonds tidak hanya kenal Jakmania Manggarai, tetapi Jakmania dari seluruh nusantara. Sehingga muncullah slogan “BG From Barkah to Nusantara”


4. Decision making (membuat keputusan)

“Tidak ada abu-abu. Pilihan hanya hitam atau putih” itu pernyataan yang sering kita dengar dari mulut  seorang leader. Untuk rekan-rekan yang sudah pernah atau aktif menjadi pengurus sub korwil s.d pengurus pusat tentu sering mengalami keadaan yang mengharuskan mengambil sebuah keputusan. Mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah, karena kita harus bisa memastikan keputusan itu : (1) tidak melenceng dari tujuan organisasi, (2) kebaikan untuk banyak pihak (3) minim resiko.


Banyak situasi yang lo bisa dapatkan di Jakmania untuk mengasah kemampuan decision making. Gw coba memberikan contoh-contoh pengambilan keputusan dari sudut pandang skala prioritas berdasarkan (1) Waktu pengambilan keputusan dan (2) Tingkat kepentingan:


(1) Waktu pengambilan keputusan terbagi menjadi 2:

- Tidak bisa ditunda: Adalah keputusan yang harus diputuskan saat ini/ secepatnya.

- Bisa ditunda: Adalah keputusan yang tidak harus diputuskan saat ini / secepatnya.


(2) Tingkat kepentingan dibagi menjadi 2:

- Penting: Adalah keputusan  dampaknya sangat besar untuk kondisi saat ini.

- Tidak Penting: Adalah keputusan  dampaknya tidak besar untuk kondisi saat ini.


- Keputusan Bisa ditunda & Tidak penting

Contoh situasi ini misalnya saat lo bersama rekan-rekan Jakmania yang lain, mau memutuskan untuk melakukan gathering, mau membuat kaos korwil, mau mengadakan Anniv yang akan berlangsung di akhir tahun, sementara saat ini baru bulan Januari., Sehingga keputusan soal Gathering masih bisa diputuskan atau difinalkan mungkin di bulan Juli.


- Keputusan  Bisa ditunda & Penting

Contoh situasi ini misalnya saat lo mau memutuskan di putaran kedua mana partai away yang mau diikuti. Mengapa masuk keputusan penting? Karena lo dan rekan-rekan harus prepare berapa biaya yang dibutuhkan, perlu mencari bis apa yang mau dipakai, mau bermalam di mana dan itu harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari.


- Keputusan  Tidak bisa ditunda & Tidak Penting

Contoh situasi ini misalnya saat lo harus mutusin mau titik kumpul di sub korwil mana buat pertandingan besok, mau kumpul jam berapa. Keputusan itu masuk kategori urgent yang harus diputuskan cepat karena semua orang butuh kepastian dan masuk kategori non important karena kalo pindah titik resikonya tak  besar.


- Keputusan  Tidak Bisa ditunda  & Penting

Contoh situasi ini misalnya saat ada chaos, maka lo dilatih untuk mengambil keputusan apakah akan ikut, atau jadi penonton, atau balik kanan membawa rekan-rekan lo menjauhi area, karena begitu lo tidak cepat dan salah mengambil keputusan, maka resiko yang di hadapi akan besar.

Salah satu pembelajaran yang selalu gw ingat saat menghadapi situasi ini adalah pesan dari Bung Ferry. “Ketika situasi chaos melibatkan aparat, maka keputusan terbaik sebaiknya menghindar, kenapa? Ketika situasi chaos aparat hanya berbicara dengan 3 Hal: Pentungan, Tendangan, dan Tembakan”


5. Leadership

Goals (tujuan) dari ke 4 poin di atas adalah  membentuk lo sebagai suporter yang punya leadership tidak hanya untuk diri sendiri tetapi untuk orang banyak. Bagaimana mengasah leadership lo di Jakmania, mungkin bisa dilihat dari case real dibawah ini:


- Berani untuk tidak populis

Sebagai seorang leader, maka lo  harus siap untuk dibenci karena tidak semua keputusan menyenangkan banyak pihak, karena lo harus menjaga visi dan misi organisasi. Contohnya ketika lo mendukung untuk melakukan rivalitas sehat dengan melarang chants rasis, penggunaan baju rasis hingga melakukan silaturhami dengan rival, maka lo harus siap dibenci. Tapi percayalah selama tujuan kita baik, maka hasilnya akan baik dan yakinilah Tuhan bersama kita


- Tidak tebang pilih

Sebagai seorang leader, harus bisa bersikap tegas terhadap rekan atau anggota meskipun punya kedekatan, karena organsisasi akan sehat kalau tidak ada anak emas diantara semua pihak. Hal ini pernah gw rasakan ketika Manggarai mendapatkan hukuman menjadi korwil non aktif, tidak mendapat kuoa tiket langsung. Hal ini buntut seringnya Manggarai saat itu bentrok dengan korwil lain.                              

Tidak mudah pasti leader Jakmania saat itu saat mengambil keputusan, tapi itulah keputusan terbaik yang diambil.


- Create Legacy (peninggalan)

Sebagai seorang leader, harus bisa menciptakan legacy yang bermanfaat untuk rekan dan organisasi pascatidak lagi menjabat. Legacy sendiri bisa berbentuk karya, peraturan, benda dan banyak hal yang lainnya. Contoh legacy real yang ada misalnya warna orange adalah legacy dari era kepengurusan Gugun Gondrong, Outing Jakmania dari era Bung Ferry, Ambulan dari Era Bang Rico atau menciptakan legacy pun tidak hanya bisa dilakukan di tataran pengurus aktif, sebagai anggota/komunitas lo pun bisa meninggalkan legacy. Contohnya Bang Romy dengan Jakboysnya, Bang Nyong dengan mental baja, serta band-band the jak lainnya, CNP dengan koreografinya gw sangat yakin, masih banyak hal positif lain yang ada di lingkungan rekan-rekan dan belum tertulis di atas. Kita harus percaya bahwa banyak pembelajaran yang bisa kita ambil dari keaktifan kita di dunia supporter dan jakmania khususnya. Pembelajaran ini sangat berguna untuk lo implementasikan dalam ranah lain seperti di sekolah, kampus, pekerjaaan hingga rumah tangga. 


Banggalah menjadi bagian Jakmania dan jangan lupa infokan hal-hal positif yang kalian bisa dapatkan. Terima kasih untuk jakmania karena telah menjadi tempat “Sekolah Tanpa Kelas” untuk Gw pribadi dan rekan-rekan lainnya.


Salam Jempol Telunjuk


Oleh: Adji Yuwana Pratama

Pencinta Persija, Anggota The Jakmania